Persatuan Warga Sumba di Salatiga (PERWASUS) merupakan salah satu organisasi etnis Sumba yang bertujuan untuk mempererat tali kasih dan persaudaraan, baik di antara sesama warga Sumba maupun warga Sumba dengan lingkungan sosialnya.
Dalam aktifitas kehidupannya, sudah tentu PERWASUS diperhadapkan dengan berbagai persoalan yang membawa tekanan, kelesuan, kemalasan, dan kejenuhan. Maka di tengah- tengah kesibukan dan rutinitas perjalanan hidup ini, baik dikampus, dalam pekerjaan dan dilingkungan sosial.
Perwasus juga merasa ditumbuh kembangkan suatu kesadaran atas yang terjadi dalam realitas kehidupan. Untuk merealisasikan hal-hal dan tantang yang dihadapi maka dibutuhkan kegiatan- kegiatan yang dapat memperbaharui realitas kehidupan bersama. Salah satu kegiatan tersebut ialah melalui perayaan MAKRAB. Dimana melalui kegiatan ini kita semua di harapkan dapat saling kenal, antara yang senior dan Yunior.
Sebelum terbentuknya Perwasus ada sebuah organisasi yaitu Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Sumba (PPMS) sebagai wadah yang mempersatukan pelajar dan mahasiswa Sumba yang sedang menunaikan tugas belajar di kota Salatiga tanpa terasa telah berusia kurang lebih dari 20 Tahun.
Sepanjang rentang waktu yang cukup panjang itu, PPMS sebagai organisasi etnik-kekeluargaan telah banyak memainkan peranan dalam membina hubungan kekeluargaan di kalangan pelajar dan mahasiswa Sumba di Salatiga dan memberi andil secara berarti terhadap usaha peningkatan ketrampilan berorganisasi di kalangan amggotanya. kemudian PPMS ini tidak berjalan sesuai dengan harapan ini karena mereka tidak melakukan aktivitas samasekali sehingga kehadirannya dapat dikatakan melulu formal. sehingga ada kesan kuat bahwa ada beberapa kendala penyebab kemacetannya yaitu :
• kenyataan bahwa PPMS tidak memiliki konstitusi, karena pengalaman menunjukkan bahwa suatu organisasi "modern" (apapun itu bentuknya) tidak dapat bertahan hidup dalam jangka panjang tanpa suatu dasar aturan main formal yang berterima dengan dinamika perkembangan.
• kurangnya konsolidasi anggota sebagai akibat tidak terlaksananya sebagian besar kegiatan yang direncanakan karena koordinasi di kalangan Badan Pengurus dan ketersediaan sarana yang sangat minim.
• Frekuensi, variasi dan intensitas kegiatan/kesibukan anggota yang semakin kerap, beragam dan ketat terutama kegiatan/kesibukan studi.
• lemahnya konsistensi antara masa jabatan seorang dalam kepengurusan dengan jatuh tempo penyelesaian studinya sehingga terpaksa harus meninggalkan tugasnya sebagai anggota pengurus sebelum tiba waktunya.
Patut dicatat, alternatif yang kami ajukan tidak secara eksplisit mengandaikan bahwa PPMS telah bubar dan oleh karena itu perlu dibentuk suatu organisasi yang baru tetapi sebaiknya dimengerti sebagai upaya yang dari segi moral merupakan tindakan melanjutkan panggilan yang di embani PPMS memlalui suatu wadah kekeluargaan baru yang relatif lebih berterima dengan tuntutan dan dinamika masa kini. Dengan demikian, apabila diandaikan gagasan kami ini di terima sehingga pada gilirannya suatu organisasi kekeluargaan baru terbentuk, maka pada saat itu PPMS secara organisatoris mau tidak mau dianggap telah tiada tetapi dari segi fungsi, misi PPMS tetap hidup dan dijunjung dalam yang baru itu.namun sampai terbentuknya suatu organisasi lagi yaitu IKSS (Ikatan Keluarga Sumba Salatiga).
Selepas dari itu maka terbentuklah apa yang kita kenal sekarang adalah "PERWASUS" yang di ketuai oleh Bpk. MELKY OE. NGANGGOE. Organisasi ini sampai sekarang masih berjalan sesuai dengan harapan anak Sumba karena misi dari organisasi ini adalah ingin menjadi wadah pemersatu warga Sumba yang berdomisili di kota Salatiga dan organisasi ini juga sebagai wadah penyalur aspirasi dan harapan bagaimana tentang kehidupan dan perkembangan anak-anak sumba yang berada di Salatiga sehingga organisasi ini dapat berguna dan berjalan dengan baik. Sudah banyak sekali kegiatan yang dilakukan atau yang di jalankan.
Dalam aktifitas kehidupannya, sudah tentu PERWASUS diperhadapkan dengan berbagai persoalan yang membawa tekanan, kelesuan, kemalasan, dan kejenuhan. Maka di tengah- tengah kesibukan dan rutinitas perjalanan hidup ini, baik dikampus, dalam pekerjaan dan dilingkungan sosial.
Perwasus juga merasa ditumbuh kembangkan suatu kesadaran atas yang terjadi dalam realitas kehidupan. Untuk merealisasikan hal-hal dan tantang yang dihadapi maka dibutuhkan kegiatan- kegiatan yang dapat memperbaharui realitas kehidupan bersama. Salah satu kegiatan tersebut ialah melalui perayaan MAKRAB. Dimana melalui kegiatan ini kita semua di harapkan dapat saling kenal, antara yang senior dan Yunior.
Sebelum terbentuknya Perwasus ada sebuah organisasi yaitu Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Sumba (PPMS) sebagai wadah yang mempersatukan pelajar dan mahasiswa Sumba yang sedang menunaikan tugas belajar di kota Salatiga tanpa terasa telah berusia kurang lebih dari 20 Tahun.
Sepanjang rentang waktu yang cukup panjang itu, PPMS sebagai organisasi etnik-kekeluargaan telah banyak memainkan peranan dalam membina hubungan kekeluargaan di kalangan pelajar dan mahasiswa Sumba di Salatiga dan memberi andil secara berarti terhadap usaha peningkatan ketrampilan berorganisasi di kalangan amggotanya. kemudian PPMS ini tidak berjalan sesuai dengan harapan ini karena mereka tidak melakukan aktivitas samasekali sehingga kehadirannya dapat dikatakan melulu formal. sehingga ada kesan kuat bahwa ada beberapa kendala penyebab kemacetannya yaitu :
• kenyataan bahwa PPMS tidak memiliki konstitusi, karena pengalaman menunjukkan bahwa suatu organisasi "modern" (apapun itu bentuknya) tidak dapat bertahan hidup dalam jangka panjang tanpa suatu dasar aturan main formal yang berterima dengan dinamika perkembangan.
• kurangnya konsolidasi anggota sebagai akibat tidak terlaksananya sebagian besar kegiatan yang direncanakan karena koordinasi di kalangan Badan Pengurus dan ketersediaan sarana yang sangat minim.
• Frekuensi, variasi dan intensitas kegiatan/kesibukan anggota yang semakin kerap, beragam dan ketat terutama kegiatan/kesibukan studi.
• lemahnya konsistensi antara masa jabatan seorang dalam kepengurusan dengan jatuh tempo penyelesaian studinya sehingga terpaksa harus meninggalkan tugasnya sebagai anggota pengurus sebelum tiba waktunya.
Patut dicatat, alternatif yang kami ajukan tidak secara eksplisit mengandaikan bahwa PPMS telah bubar dan oleh karena itu perlu dibentuk suatu organisasi yang baru tetapi sebaiknya dimengerti sebagai upaya yang dari segi moral merupakan tindakan melanjutkan panggilan yang di embani PPMS memlalui suatu wadah kekeluargaan baru yang relatif lebih berterima dengan tuntutan dan dinamika masa kini. Dengan demikian, apabila diandaikan gagasan kami ini di terima sehingga pada gilirannya suatu organisasi kekeluargaan baru terbentuk, maka pada saat itu PPMS secara organisatoris mau tidak mau dianggap telah tiada tetapi dari segi fungsi, misi PPMS tetap hidup dan dijunjung dalam yang baru itu.namun sampai terbentuknya suatu organisasi lagi yaitu IKSS (Ikatan Keluarga Sumba Salatiga).
Selepas dari itu maka terbentuklah apa yang kita kenal sekarang adalah "PERWASUS" yang di ketuai oleh Bpk. MELKY OE. NGANGGOE. Organisasi ini sampai sekarang masih berjalan sesuai dengan harapan anak Sumba karena misi dari organisasi ini adalah ingin menjadi wadah pemersatu warga Sumba yang berdomisili di kota Salatiga dan organisasi ini juga sebagai wadah penyalur aspirasi dan harapan bagaimana tentang kehidupan dan perkembangan anak-anak sumba yang berada di Salatiga sehingga organisasi ini dapat berguna dan berjalan dengan baik. Sudah banyak sekali kegiatan yang dilakukan atau yang di jalankan.
0 komentar